Mungkin saat membahas tentang lampu lalu lintas, yang terlintas di
benak kita hanyalah adanya 3 warna. Merah. Kuning (padahal sebenarnya berwarna
oranye). Dan satu lagi, Hijau. Yap. Lampu lalu lintas memang hanya menampakkan
tiga warna sebagai tiga simbol berbeda. Merah untuk berhenti. Kuning untuk
bersiap. Dan Hijau untuk terus melaju. Karena kuning berada di tengah-tengah
antara merah dan hijau, maka warna nyala kuning pun memiliki dua arti berbeda. Bisa
bersiap untuk melanjutkan perjalanan, namun bisa juga berarti bersiap untuk harus
menghentikan langkah.
Sesuai dengan perumpamaan yang telah engkau sampaikan sebelumnya,
kehidupan kita pun tak begitu jauh dari filosofi sebuah lampu lalu lintas. Kita
baru akan bisa berjalan dengan tenang dan nyaman, jika lampu di depan kita
telah menyala hijau. Mungkin kita pernah mengalami saat berhati-hati,
memperlambat langkah di lampu kuning yang kita alami bersama. Mungkin itu hanya
suatu kebetulan saja. Kebetulan kita sama-sama berada di lampu kuning, namun di
area traffic light yang berbeda.
Mengapa bisa seperti itu?
Ya.... mengapa bisa seperti itu? Setelah diresapi beberapa saat, memang
hanya alasan itulah yang paling masuk akal. Andai kita berada di traffic light
yang sama, tidak mungkin akan menyala dua lampu berwarna berbeda dalam waktu
bersamaan. Kalaupun terjadi, itu justru mengindikasikan adanya kerusakan
ataupun masalah di sistem nya. Dan pasti itu sangat membahayakan pengguna
jalan. Dan alasan kita berada di lampu berbeda, itulah satu-satunya alasan yang
dapat menenangkanku, paling tidak untuk saat ini. Sehingga aku bisa meredam keinginanku
untuk bisa mengikuti langkah perjalananmu ke depan.
Mengapa bisa seperti itu?
Ya... hanya itu yang bisa kusimpulkan saat ini. Setelah kita berada di
lampu kuning disaat yang bersamaan, ternyata setelahnya engkau mendapatkan
nyala lampu hijau. Sedangkan aku??? Engkau justru memilihkan nyala lampu merah
untukku. Awalnya aku merasa sedih, sakit, kecewa. Itu pasti. Dan aku rasa itu
masih manusiawi, karena aku hanyalah seorang manusia biasa yang masih jauh dari
ilmu ikhlas. Masih sering mendambakan hal baik yang dimiliki atau diperoleh
orang lain. Hingga terkadang belum bisa mensyukuri nikmat yang telah
diberikan_Nya kepadaku. Namun setelah memperhatikan di sekitar, ternyata masih
banyak orang lain yang senasib denganku. Masih harus menunggu lagi untuk
mendapatkan nyala hijau berikutnya. Masih harus bersabar dan bersabar lagi.
Mengapa bisa seperti itu?
Ternyata alasannya sangat sederhana. Yaa karena kita diberikan jalan yang berbeda. Mungkin pada
akhirnya tujuan kita sama, tetapi ada banyak jalan menuju tempat itu. Dan kita
bisa memilih dan menentukan jalan yang paling sesuai dengan hati dan keadaan
kita. Dan itu jalan yang telah kau pilih. Aku tidak tahu alasan apa yang
mendorongmu untuk memilih jalan itu. Dan aku pun akan mencoba menemukan jalan
terbaik untukku. Aku yakin, jika kau bisa, aku pun pasti bisa melakukannya. Satu
hal yang pasti, jika engkau bahagia dengan jalan itu, maka nikmatilah
perjalananmu. Tak lupa kuselipkan doa, semoga perjalananan panjang mu dapat kau
lalui dengan lancar tanpa hambatan hingga tujuan terakhirmu. Dan saat ini, entah sampai kapan itu terjadi, aku masih
selalu berharap agar kita bisa bertemu disana.
Semoga engkau juga masih mengharapkan hal yang sama. mengharapkan bahwa kelak kita berada di satu lampu merah yang sama, untuk kemudian bersama-sama mendapatkan nyala lampu yang hijau. amiinn.....